Jalan Hanya Satu, Tujuan Berbeda

Girisa Gpl


Petuah kwi = jalan itu cuma satu dan rambu2nya sama, hanya kendaraan dan tujuanya saja yang berbeda, jika ada yang bilang Jalan itu banyak tujuan sama itu pendapat orang2 bodoh dalam pengetahuan dan kaweruh, yang suka menghalalkan cara buat kekuasaanya,yang gampang menyamakan ini dan itu yang penting menguntungkan dan menolak jika merugikan..



" jika kalian sudah paham jalan cuma 1, tujuanlah yang berbeda2!! kalian akan bisa membedakan, gusti bukan alloh, dewa bukan budha, jiwa bukan roh, suci bukan murni dan lain2nya.."

Jika jalan itu banyak, tentu bukan jalannya Hyang tunggal, jika kalian mempercayai yang maha tunggal yang absolut, tentu jalannyapun cuma 1.. jika jalannya banyak tentu tidak pantas bergelar Hyang Maha Tunggal...
Meski kalian berada dijalan yang sama dan berjalan bersama2 tentu sudah beda yang kalian lihat, ada yang lihat orang gila ada yang lihat cewek cantik, bahkan ada yang nemu uang, bagaimana jika jalannya tidak bersama2? tentu akan lebih berbeda.! tapi meskipun begitu rambu2nya tetap sama meski tidak semua bisa melihatnya,  yang masih berpendapat jalan berbeda2 tapi tujuan sama,kenapa bisa berfikiran dan berpendapat begitu???

Jalan cuma 1 = meskipun kalian pakai ajaran saibaba, tao, islam, kristen, kejawen dllnya, semua ini hanya kendaraanya saja, jika jalan yang dilalui sama, rambu2nyapun sama, tempat berhentinya yang berbeda, tapi karena ajaran itu dipake politik dan kekuasaan, kemudian diajarkan bahwa jalan berbeda2, tujuanlah yang sama, ajaran ini jalannya kesitu, ajaran itu jalannya kesini dllnya , sehingga gampang menyamakan yang seharusnya berbeda, gampang mengotak2 dan menolak jika tidak sesuai yang diinginkanya..
Dijaman sekarang banyak yang punya kendaraan/ajaran tapi bisanya cuma nyuci kendaraan dan memodifnya,tidak bisa menyalakan kendaraan itu, akhirnya mereka berajalan sambil menuntun kendaraanya/ajarannya, malah memamerkan kendaraanya lupa dengan kegunaan kendaraan...

Tinggalkan kendaraan/ajaran kalian jika kalian tidak bisa menyalakan dan menaikinya, bagus jalan kaki saja lebih ringan menempuh jalan itu, dari pada sibuk mengelus2 kendaraan menaiki tidak bisa, saking sibuknya mengurusi kendaraan lupa tujuan sebenarnya kemana?, sehingga ditanya orang tujuanya kemana bingung, seperti yang ajaran sebrang ditanya mau ke surga apa ke alloh bingung mau jawabnya kesurga apa kealloh.. ?
Dinusantara umumnya kendaraan menarik grobak, naiki kendaraanya belum bisa masih ketambahan menarik grobak, sambil jalan menuntun kendaraan dan menarik grobak, bagaimana bisa sampai ditujuan jkai dijalan tanjakan saja tidak mampu melewatinya, akhirnya hanya maju terus mundur lagi, jika dicontohkan itulah ajaran kejowoan atau lebih dikenal kejawen, yg berhenti diolah roso,hanya bolak balik di roso...

" Pahamilah jalan sama kendaraan itu berbeda, jangan disamakan, jika kalian paham jalan sama kendaraan itu berbeda kalian akan cepat paham memahami status ini "

Tujuan yang berbeda = ada yang tujuanya surga, ada yang tujuanya alloh ada yang tujuanya budha dan lain2nya, tentu itu tidak sama tempat berhentinya, jangan mudah bilang sama jika belum lugu semua ajaran itu, hanya asal menyamakan yang sesuai kepentinganya yang tidak ditolak, sebagai contoh, menyamakan alloh dengan gusti itu sama, tapi saat orang nusantara memakai batu kayu dllnya disebut sirik musrik, tapi jika mereka pakai batu hitam kakbah seribu dalil digunakan buat pembenaran, kenapa itu tidak dipakai juga dikayu, dibatu dllnya yang dipakai orang nusantara..? 
  
Walau kendaraanmu bagus tapi jika dijalan tidak mau menolong saat ada kecelakaan, terpisah dari rombongan, kehausan, kelaparan dllnya, tidak mau menolong ya percuma kendaraanmu.. 

aku beri contoh, jika ajaran hanya sampai diroso jati, tentu roso jati itu tujuanya, meski jalan masih panjang tentu tidak akan meneruskan sebab tujuanya sampai disitu.. begitu juga tujuanya kejannah tentu berbeda dengan kealloh, sbb jannah bukan alloh.dllnya...

Diajaran sebrang diberi contoh, ada 4 orang yang memanggul sampan berjalan menaiki bukit, saat ditanya kenapa tidak ditaruh sampan itu, mereka menjawab, sampan itu telah berjasa mengarungi lautan hingga mendapatkan daratan, bagaimanapun harus dibawa sabab telah menyelamatkan, mereka tidak mau meninggalkan sampan itu dipantai..apa kalian bisa petik dari cerita ini..? 

Disitulah aku tekankan ajaran itu buat dipelajari bukan diyakini, distts kemarin sudah sering kubilang, biar kalian bisa meninggalkan dengan enak jika itu sudah tidak digunakan lagi, dllnya.. 
yang baek diambil yang jelek buat pengalaman, yang sudah dialami itu tentu ada yang baik dan ada yang jelek, ada salah dan benar, bisalah mana yang bisa diambil dan mana yang buat pengalaman.. 

Yang penting ingat kata2ku, "yang penting itu bagaimana kalian saat berada dijalan, bukan berkendaraan apa, berjalan pakai apa..!"

Wedaran hal status ini sangat panjang 7 hari 7 malam pun tidak akan habis di wedar, sudah jarang jika kalian berguru diwedar hal ini, kuberi pengetahuan 1 lagi hal itu, ketahuilah jalan itu kuberi nama jalan hidup dan kehidupan, jika maju menuju kelestarian jika mundur menuju keabadian,  jika maju menuju kehidupan jika mundur menuju kematian.. ada kehidupan dan kelestarian, ada kematian dan keabadian.. jalanan itu bisa dibilang tidak berawal sebab setiap makhluk mulainya berbeda2...

Yang Maha Tunggal tentu jalannya cuma 1, jika jalannya 2 tentu bernama yang maha dwi, jika jalannya 3 tentu yang maha tri, jika jalannya banyak silahkan dicari jawabnya sendiri.. hal ini bisa kalian buat mengukur jika kalian ingin mengetahui kapasitas yang kalian gurui dllnya, tanyakan saja, jalan itu banyak tujuan sama, apa jalan itu 1, tujuanya berbeda?..meski baru sedikit yang ku beri sudah cukup buat mengetahui kapasitas yang akan kalian gurui tsbt, dllnya

Untuk pertanyaan dan diskusi silahkan klik Disini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KITAB SEMAR

Sang Hyang dan Dewa

KITAB SASTROCHETHO WADININGRAT