Sesajen / Sesaji

Girisa GPJ


Sajen = sajen ialah penghormatan atau penghargaan, banyaknya ajaran2 sebrang yang datang kenusantara, menjadikan pergeseran makna dari sajen, sajen dilakukan buat sendiri ataupun golongan buat yang pantas mendapatkannya.. meski anak baru lahir dia akan diberi sajen, sajen buat diri sendiri sesuai dengan kemampuan, sedang sajen suatu golongan ditentukan oleh sesepuh2nya, jaman sekarang sudah jarang yang bisa membedakan mana sajen mana persembahan, seperti tidai bisa membedakan mana jamasan buat pusaka mana sajen buat pusaka...


Bukan rahasia bahasa jawa itu bahasa terlengkap didunia, jika memakai arti bahasa lain akan kekurangan bahasa2 itu akhirnya menjadikan pergeseran makna.. hal2 ritual, persembahan, bukan sajen, sajen bukan ruwat dllnya..
kalau di bahasa sekarang, mana penghormatan, mana sukuran, mana selamatan dllnya, tentu itu berbeda..

karena kurangnya pengetahuan hal ini akhinya banyak orang tertipu dengan dukun2 palsu dllnya, jangan salahkan dukun palsunya tapi salahkan yang bisa ditipu kenapa kurang pengetahuannya, acungi jempol yang nipu, semakin banyak yang nipu akan membuat orang lebih giat belajar lagi.

"jika orang tau, sajen itu untuk siapa dan apa, ruwat itu untuk siapa dan apa, persembahan itu untuk siapa dan apa, tidak akan banyak orang tertipu, minyak yang harganya jutaan, puluhan juta bahkan ratusan juta, dllnya"

Bagaimana caramu memberi penghormatan kepada bumi sebab dia sudah bisa kamu andalkan..?
Bagaimanaa cara kalian bersyukur sama bumi sebab dia sudah mau ditempati dan memberi..?
Ringkasnya begini, sebab belum tentu yang kalian beri penghormatan/penghargaan itu suatu hal yang harus kalian syukuri, dan belum tentu juga yang kalian syukuri itu suatu hal yang kalian kasih penghormatan..!

aku contohkan kekeku, menyimpan peralatan taninya punya tempat khusus tidak sembarangan taruh, jika ada yang pinjam dia bilang "ati2 gaene disajeni iku",( hati2 itu selalu diberi sesaji/sajen).. tidak cuma peralatan tani, iket dan blangkonyapun jika dipinjam juga bilang begitu..
suatu saat ada yang pinjam alat tani, dijawab mbahku, "lagi dodi ruwat gamane jilih gone liyane sekk..? (Baru diruwat alatnya, pinjam lah ke yang lainnya dulu)

Bagaimana kalian membedakan itu SAJEN, itu RUWAT dan itu PERSEMBAHAN, dari contoh keterangan diatas..?
jika dijaman sekarang nalarnya begini, sembahyang itu suatu ibadah, tapi tidak semua ibadah itu sembahyang.. seperti kamu senyum itu ibadah, tapi tidak termasuk sembahyang kan!

"Bagaimana kalian bedakan itu sukuran apa itu selamatan ?"

hal sukuran lan slametan ki ngene, yen awakmu arep memulai iki slametan po sukuran..?   yen awkmu wes ngrampungi iki sukuran po slametan..? ( Hal sukuran dan slametan bedanya saat memulai itu sukuran atau selamatan? Begitu juga setelah selesai acara apakah slametan atau sukuran?) silahkan direnungkan sendiri..

Kembali kestatus diatas biar tidak lari, bagaimana ruwat bumi dan bagaimana sajen bumi..?   
Bagaimana sajen buat diri sendiri bagaimana ruwat buat diri sendiri..?

Nelayan memberi penghormatan/penghargaan atau sajen sama laut itu hal wajar sebab laut telah berjasa sama mereka, begitu juga petani beri sajen/penghormatan/penghargaan sama sawah itu hal wajar sebab berjasa sama mereka..

"Ruwat dan Ruwatan ialah membersihkan atau mengeluarkan yang tidak semestinya biar kembali kemurnian biar bisa bersatu dengan alam.."

Begitulah sedikit bedanya sajen dengan ruwat.. sajen dan ruwat berbeda dengan persembahan atau sesembahan..
ubo rampe sajen, tentu berbeda dengan ubo rampe ruwatan, begitu juga akan berbeda dengan ubo rampe persembahan, dan itupun akan berbeda lagi untuk apa dan untuk siapa ubo rampenya...
Pendatangan/penolakan beda dengan penghormatan/penghargaan beda juga dengan pembersihan/pengeluaran begitulah sekilas sesaji, sajen, ruwat, yang lainya silahkan cari sendiri biar bisa menempatkan pada tempatnya...

Ubo rampe inilah yang sering dimanfaatkan para dukun2 palsu menipu orang2 bodoh yang tidak mau mempelajari ajaran leluhur sendiri sehingga mudah tertipu dengan iiming2 dan janji2,apa lagi sipenipu menggunakan/menyisipkan hipnotis...

Banyak yang beranggapan sesaji sama sajen itu sama, jika arti jaman sekang kebanyakan begitu, tapi jika dulu tidak begitu..
saat alat bertani kakekku hilang, kakekku bilang padaku, gae sesaji le ben muleh aritku..? 
apa yang bisa kalian petik dengan contoh ini?

Menyatu atau melebur dengan bumi/alam ini tentu berbeda dengan memberi penghormatan sama bumi sebab sudah berjasa.. tentu tatacaranya pun juga berbeda...

Sama halnya dengan maha penyayang dan maha memberinya, apakah jika kita tidak berterima kasih sama tuhan, tuhan akan marah ..?
akan kurang sayangnya?, akan dikurangi pemberianya...?
tentu saja tidak kecuali tuhanmu sama dengan makhluk, yang ngoceh jika tidak bertrimakasih, dikurangi jatahnya dllnya, belajarlah menempatkan gusti ditempatnya jangan awur2an...
disinilah kenapa ku terangkan, bisalah kalian membedakan, sajen, sesaji, ruwat, persembahan, dllnya..

"jika ada yang bilang sirik musrik hal sesaji, suruh belajar lagi hal iman kepada yang gaib, bagaimana cara iman kepada yang gaib?,
bagaimana cara bertrima kasih sama yang gaib?, 
apa sama berterima kasih sama yang gaib dengan berterimakasih sama tuhan,dllnya.."

jika ada yang belum paham silahkan ditanyakan klik Disini













Komentar

Postingan populer dari blog ini

KITAB SEMAR

Sang Hyang dan Dewa

KITAB SASTROCHETHO WADININGRAT